Selasa, 31 Mei 2011


Ir. H. TEGUH JUWARNO M.Si



Anggota Terpandang berikut ini adalah, politikus muda dari Partai Amanat Nasional Teguh Juwarno sejak kuliah sudah akrab berorganisasi dan memperjuangkan nasib rakyat kecil. Karena itulah setelah masuk Senayan sebagai anggota Dewan periode 2009-2014 berobsesi, masyarakat kecil termasuk petani dan nelayan bisa ikut tersenyum menikmati kemerdekaan ini
“ Sebagai bentuk rasa syukur, kalau saya sudah bisa tersenyum,  saya ingin masyarakat  kebanyakan seperti petani, nelayan juga ikut  tersenyum merasakan nikmat negara merdeka ini,” ujar Teguh dalam perbincangannya dengan Parlementaria.
            Mantan wartawan Majalah Tempo dan RCTI ini memang akrab dan peduli nasib rakyat kecil. Ia mengaku menjadi wartawan sejak di kampus, karena senang apalagi peliputan yang berdampak pada perubahan kebijakan. Seperti membongkar masalah dana bea siswa, tuntutan transparansi keuangan kampus. Lalu buat tulisan utama dan buat advokasi tentang penggusuran di Cimacan. “ Ketika jadi jurnalis, saya memang tertarik  untuk membela kepentingan masyarakat banyak,” ujarnya.
            Karena itu, ketika bekerja di RCTI dialah yang merintis Program RCTI Peduli, sekaligus sebagai Ketuanya. Dia juga  aktif menggalang kerja sama dengan Metro TV buat program “ Untukmu Guru”.  “ Program untuk masayarakat yang terpinggirkan itu selalu menggerakan saya untuk ikut terlibat”.
            Terjunnya Teguh ke kancah perpolitikan nasional serasa sudah disiapkan sejak lama, sebab mantan jurnalis ini juga pernah menjadi birokrat sebagai staf khusus Mendiknas bidang media dan komunikasi. Sejak di kampus senang berorganisasi, selain sebagai aktifis HMI dan pengurus Badan Kerohanian Islam, menjadi bekal untuk berkiprah di Senayan. Meski sebagai pendatang baru, ia dipercaya sebagai salah satu Wakil ketua Komisi II.
Saat ditanya mengenai alasan banting stir dari awak media ke dunia politik, Teguh Juwarno menjelaskan, meski media bersuara kencang, mengkritik keras kebijakan pemerintah, namun kadang tak sampai ke sasaran. “ Jadi teriakan keras pers seperti di ruang hampa” tegasnya.
Kata dia,  namanya kebijakan yang berkaitan dengan public policy, itu muaranya di Senayan (DPR). Karena itu dia berusaha masuk menjadi anggota Dewan. Ketika dapat kesempatan yang dirintis mulai kader dan Wasekjen PAN, akhirnya mencalegkan diri dari Dapil Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.
Laki-laki kelahiran Wonosobo, Jateng 1 Nopember 1968 ini mengaku sepak terjang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan pendiri PAN Amien Rais mengilhami pikirannya untuk terjun ke pentas politik. Ia kagum dengan gagasan Tauhid Sosialnya,  bagaimana keberagaman bangsa kita itu terwujudkan dalam kehidupan keseharian, bagaimana menjadi rahmat sekeliling kita  dari yang terkecil keluarga hingga masyarakat sekitarnya.
            Juga keberaniannya untuk melakukan perubahan, tanpa rasa takut dengan cita-cita yang luar biasa dan ternyata kita kenang Pak Amien sebagai lokomotif reformasi. Kedekatan dengan Amien Rais kata Teguh, semenjak berinteraksi sebagai wartawan di RCTI dan berusaha sebisa mungkin bisa memunculkan Amien di stasiun tv swasta pertama itu.
Sebagai legislator, ia bertekad punya andil menyusun  perundang-undangan atau public policy yang benar-benar berpihak pada masyarakat. Selain itu sebagai wakil rakyat  harus berani mengartikulasikan bila ada langkah eksekutif yang mencederai rasa keadilan masyarakat, demokrasi harus kita kritisi. Salah satu contoh angket Century,  bila berjalan dengan baik maka akan menjadi inspirasi langkah-langkah DPR berikutnya. </dari www.dpr.co.id>